Empat Produsen Pakaian Jadi Indonesia Mengikuti Pameran Dagang di Toronto

Produk-produk pakaian jadi dari empat perusahaan Indonesia akan terpampang di pameran Apparel Textile Sourcing Canada (ATSC) di Torono, dari tanggal 20–22 Agustus 2018.

Industri pakaian jadi Indonesia kuat,mengalami pertumbuhan tahunan rata-rata 2,6 persen dari tahun 2011–2016. Pakaian jadi adalah sektor prioritas untuk ekspor ke pasar Kanada.

Melalui perjanjian kerja sama antara proyek Canada-Indonesia Trade and Private-Sector Assistance (TPSA) dan Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, empat produsen pakaian jadi ini telah dipersiapkan melalui pendampingan dan pelatihan yang ekstensif agar menjadi pemasok yang kompetitif serta dapat diandalkan untuk Kanada. Para perusahaan tersebut akan membawa sampel produk unggulan yang sesuai standar Kanada dan akan datang dengan berbagai macam produk katalog, daftar harga, serta materi-materi promosi untuk dibagikan ke calon pembeli.

Menurut Maria Fernanda Guzman, pakar pakaian jadi dari Trade Facilitation Office (TFO) Kanada, “perusahaan-perusahaan ini mewakili produsen pakaian jadi Indonesia yang terbaik, yang dipilih oleh TPSA setelah melalui proses seleksi yang panjang. Selama dua tahun terakhir kami telah bekerja sama untuk memperkuat kapasitas dan kesiapan mereka untuk mengirimkan produknya ke pasar impor Kanada. Saya yakin bahwa calon pembeli akan terkesan dengan berbagai macam desain, kualitas, dan harga yang kompetitif dari produk-produk tersebut. Beberapa perusahaan juga akan memproduksi berdasarkan pemesanan dari desain dan pilihan pembeli.”

ATSC adalah satu-satunya pameran dagang internasional di Kanada yang memberikan akses bagi para pembeli dan para pencari pakaian ke pemasok dari seluruh dunia. Pameran tersebut menjadi tempat yang tetap untuk mempromosikan produk-produk pakaian jadi dan untuk terhubung dengan para desainer baru dan produsen-produsen dari seluruh dunia.

Mengenai Proyek TPSA

TPSA merupakan proyek lima tahun senilai C$12 juta yang didanai oleh Pemerintah Kanada melalui Global Affairs Canada dan dilaksanakan oleh The Conference Board of Canada. Tujuan utama TPSA adalah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan yang lebih baik lagi dan mengurangi kemiskinan di Indonesia melalui peningkatan perdagangan dan investasi penunjang perdagangan antara Indonesia dan Kanada.

Proyek Pembangunan dari Kanada Mendukung Produksi Pakaian yang Ramah Lingkungan pada Hari Revolusi Fesyen (Fashion Revolution Day) 2018

BANDUNG –  23 APRIL – Canada-Indonesia Trade and Private Sector Assistance Project (TPSA) dan Business Export Development Organization (BEDO) menandai Hari Revolusi Fesyen (Fashion Revolution Day)  pada hari Selasa, 24 April, dengan sebuah acara sehari penuh di Bandung Creative Hub. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan diantaranya perbincangan (talk show) mengenai bagaimana Revolusi Fesyen (Fashion Revolution) berusaha untuk mengurangi dampak lingkungan dalam produksi alas kaki dan pakaian, penayangan film, lomba merancang busana, lokakarya pewarnaan alami, dan up-cycling (mendaur ulang barang yang bernilai rendah menjadi bernilai tinggi), dan pameran produk dari Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

Hari Revolusi Fesyen dilakukan setiap tahunnya untuk memperingati rubuhnya gedung Rana Plaza di Bangladesh pada tahun 2013.

Gerakan “slow fashion” secara global telah berkembang untuk melawan model usaha “fast fashion” yang dominan pada saat ini. Fast fashion berfokus pada produksi murah dan pengiriman ke pasar dengan sangat cepat. Model ini membutuhkan banyak penggunaan sumber daya penting seperti air, katun, bahan kimia, pewarna, dan tenaga kerja yang murah. Penelitian dari World Resource Institute menyatakan bahwa 2.700 liter air dibutuhkan untuk memporduksi hanya satu kaos katun – jumlah ini setara dengan konsumsi air seseorang selama  2½ tahun.

Tujuan dari acara ini adalah:

  • Untuk mengadvoaksi dan menyebarkan informasi mengenai produksi dan pola konsumsi pakaian dan alas kaki yang lebih ramah lingkungan kepada lebih banyak UKM dan kepada masyarakat umum.
  • Untuk menyediakan forum berjejaring bagiUKM-UKM pakaian dan alas kaki yang memiliki pemikiran serupa, yang tertarik pada produksi yang lebih ramah lingkungan.

Ekonomi sirkular (Circular Economy) mendorong pola produksi dan konsumsi yang menghasilkan limbah dan emisi sekecil mungkin. Sebagai tambahan, limbah dan emisi produksi dari produk akhir kemudian didaur-ulang, digunakan kembali, atau dikumpulkan sebagai bahan baku untuk produk-produk lainnya. Up-cycling adalah proses mengubah bahan-bahan bekas atau limbah untuk menjadi produk-produk yang lebih baik. Beberapa UKM dari Bali dan Yogyakarta, yang telah memulai up-cycling, juga akan berpartisipasi di dalam pameran.

Acara ini dilakukan sejak pukul 9 pagi hingga 6 sore. Kegiatan-kegiatan utama yang dilakukan adalah:

  • Cerita-cerita keberhasilan TPSA dari SCORE-Cleaner Production Program
  • Pameran produkdari UKM-UKM mitra dan kemajuan mereka dalam melaksanakan produksi yang lebih bersih, serta pameran sirkular fesyen dari UKM-UKM Yogyakarta dan Bali
  • Perbincangan (talk show) dan penayangan film mengenai makna Revolusi Fesyen dan Fesyen Sirkular,dan bagaimana kedua hal ini berdampak pada industri pakaian dan sepatu
  • Workshop mengenai pewarnaan alami dan up-cycling
  • Peragaan fesyen dan lomba merancang busana
  • Konferensi pers

Tentang Proyek TPSA

TPSA adalah proyek yang didanai oleh Pemerinah Kanada melalui Global Affairs Canada, dan dilaksanakan oleh The Conference Board of Canada. Mitra pelaksana utamanya adalah Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN), Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. Tujuan utama TPSA adalah mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berkelanjutan serta menanggulangi kemiskinan di Indonesia melalui intensifikasi perdagangan dan investasi yang mendorong perdagangan antara Indonesia dan Kanada. TPSA bermaksud meningkatkan peluang investasi dan perdagangan yang berkelanjutan dan responsif gender, terutama untuk UKM di Indonesia. TPSA juga bertujuan meningkatkan penggunaan analisa investasi dan perdagangan oleh pemangku kepentingan di Indonesia guna meningkatkan kemitraan investasi dan perdagangan antara Indonesia dan Kanada.

Produsen Kopi Arabika Gayo ikuti ajang pameran dan promosi kopi di Amerika dan Canada

VANCOUVER — Produsen kopi Arabika Gayo akan mengundang pencinta kopi di seluruh Pacific Northwest pada April 2018. Melalui proyek Trade and Private Sector Assistance Project, sebuah proyek kerjasama antara pemerintah  Kanada dan Indonesia, para produsen tersebut akan menghadiri Specialty Coffee Association (SCA) Coffee Expo di Seattle pada 19 -22 April 2018, dilanjutkan dengan Coffee Promotion Event di Vancouver, Kanada pada 24 dan 25 April 2018.

SCA Coffee Expo di Seattle adalah ajang pameran kopi Spesialti terbesar di dunia khususnya bagi produsen, pembeli, dan industri pengolahan kopi. Tahun 2017 lalu, lebih dari 13.000 orang berpartisipasi di even ini.  Bagi proyek TPSA sendiri, tahun ini merupakan tahun ke dua membantu mempromosikan peningkatan ekspor kopi Arabika Gayo khususnya di pasar Kanada dan Amerika Utara. Lima produsen kopi arabika Gayo; Koperasi Arinagata, Meukat Komuditi Gayo, Orangutan Coffee Lestari, Koperasi Organik Redelong, dan Koperasi Kopi Wanita Gayo akan menghadiri dua ke tersebut diatas. TPSA telah mempersiapkan sarana booth khusus dalam pameran SCA ini termasuk perlengkapan uji cita rasa, materi promosi dan kesempatan melakukan pertemuan-pertemuan langsung dengan calon pembeli yang difasilitasi oleh tenaga ahli Kopi yang direkrut oleh TPSA Kanada.

Setelah kegiatan SCA Seattle, TPSA akan memboyong lima produsen tersebut ke Vancouver, Kanada dalam even Indonesian Specialty Coffee yang dilaksanakan oleh kantor Pusat Promosi Dagang Indonesia di Vancouver bekerjasama dengan dua perusahaan kopi di Vancouver yakni Nusa Coffee Company dan Los Beans Coffee Trading. Kegiatan  di Vancouver ini  akan menghubungkan para produsen kopi Gayo mitra  TPSA Canada dengan para roaster dan importir Kanada. Acara yang diisi dengan Talk Show dan Coffee Tasting ini merupakan ajang tukar informasi dan promosi kopi arabika Gayo dan beragam kopi-kopi Indonesia lainnya. Harapannya, kopi Arabika Gayo akan mendapat peluang ekspor langsung ke Vancouver melalui Nusa Coffee Company dan Los Beans. Dua perusahaan ini pun sudah pernah berkujung ke Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah pada tahun 2017 dalam kunjungan dagang yang difasilitasi oleh TPSA Kanada dan Kementerian Perdagangan Republik Indonesia.

Dimiliki oleh warga negara Indonesia, Nusa Coffee Company adalah pengimpor biji kopi premium dari Nusantara yang secara biologis kaya akan ragam kopi. Los Beans Trading Inc. (Los Beans) mencari sumber biji kopi terbaik dari seluruh dunia, bekerja dengan mitra  untuk mendapatkan kopi yang diproduksi dengan prinsip keberlanjutan sosial, lingkungan dan ekonomi. International Trade Promotion Center (ITPC) Indonesia adalah jaringan dari 19 kantor yang berlokasi di 18 negara, dan kantor ITPC di Vancouver didirikan pada 2009.

“Di Nusa Coffee, kami berkembang mengandalkan tiga elemen: manusia, produk, dan proses. Hubungan kami dengan produsen kopi Gayo menggabungkan semua elemen tersebut, khususnya untuk mewujudkan visi kami, membawa biji kopi yang dapat dilacak dan berkelanjutan ke pasar Kanada. Kami mengharapkan hasil terbaik pada acara ini, sehingga kami dapat terus membuka jalan agar konsep Dari Kebun ke Cangkir (From Farm to Cup) menjadi kenyataan.” kata Liza Wajong dari Nusa Coffee.

Seperti dijelaskan oleh Mike Li, President dari Los Beans, “Setelah mengunjungi Gayo November lalu, saya pikir Los Beans dapat melakukan sesuatu untuk petani kopi. Kami akan bekerja lebih erat dengan petani kopi Indonesia, untuk menyajikan secangkir kopi Gayo yang luar biasa kepada pecinta kopi Kanada.”

Kopi Indonesia terpilih sebagai komoditas sasaran TPSA karena potensinya yang kuat untuk ekspor ke pasar Kanada. Indonesia menduduki peringkat keenam sebagai pemasok kopi terbesar ke Kanada, menyumbang 5,1 persen dari pasar impor Kanada. Baik pangsa pasar Indonesia maupun ukuran pasar sedang bertumbuh. Total pasar impor Kanada hampir berlipat ganda antara 2006 dan 2016 (dari US$320 juta menjadi US$623 juta pada 2016), tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 6,9 persen.

Tentang Proyek TPSA

TPSA adalah proyek lima tahun senilai C$ 12 juta yang didanai oleh Pemerinah Kanada melalui Global Affairs Canada, dan dilaksanakan oleh The Conference Board of Canada. Mitra pelaksana utamanya adalah Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN), Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. Tujuan keseluruhan TPSA adalah mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berkelanjutan serta menanggulangi kemiskinan di Indonesia melalui intensifikasi perdagangan dan investasi yang mendorong perdagangan antara Indonesia dan Kanada. TPSA dimaksudkan untuk meningkatkan peluang investasi dan perdagangan yang berkelanjutan serta responsif gender, terutama untuk UKM di Indonesia, dan memperluas pemakaian analisis investasi dan perdagangan oleh pemangku kepentingan di Indonesia guna meningkatkan kemitraan investasi dan perdagangan antara Indonesia dan Kanada.

Produsen Kopi Arabika Gayo ikuti ajang pameran dan promosi kopi di Amerika dan Kanada

Produsen kopi Arabika Gayo akan mengundang pencinta kopi di seluruh Pacific Northwest pada April 2018. Melalui proyek Trade and Private Sector Assistance Project, sebuah proyek kerjasama antara pemerintah  Kanada dan Indonesia, para produsen tersebut akan menghadiri Specialty Coffee Association (SCA) Coffee Expo di Seattle pada 19 -22 April 2018, dilanjutkan dengan Coffee Promotion Event di Vancouver, Kanada pada 24 dan 25 April 2018.

SCA Coffee Expo di Seattle adalah ajang pameran kopi Spesialti terbesar di dunia khususnya bagi produsen, pembeli, dan industri pengolahan kopi. Tahun 2017 lalu, lebih dari 13.000 orang berpartisipasi di even ini.  Bagi proyek TPSA sendiri, tahun ini merupakan tahun ke dua membantu mempromosikan peningkatan ekspor kopi Arabika Gayo khususnya di pasar Kanada dan Amerika Utara. Lima produsen kopi arabika Gayo; Koperasi Arinagata, Meukat Komuditi Gayo, Orangutan Coffee Lestari, Koperasi Organik Redelong, dan Koperasi Kopi Wanita Gayo akan menghadiri dua ke tersebut diatas. TPSA telah mempersiapkan sarana booth khusus dalam pameran SCA ini termasuk perlengkapan uji cita rasa, materi promosi dan kesempatan melakukan pertemuan-pertemuan langsung dengan calon pembeli yang difasilitasi oleh tenaga ahli Kopi yang direkrut oleh TPSA Kanada.

Setelah kegiatan SCA Seattle, TPSA akan memboyong lima produsen tersebut ke Vancouver, Kanada dalam even Indonesian Specialty Coffee yang dilaksanakan oleh kantor Pusat Promosi Dagang Indonesia di Vancouver bekerjasama dengan dua perusahaan kopi di Vancouver yakni Nusa Coffee Company dan Los Beans Coffee Trading. Kegiatan di Vancouver ini  akan menghubungkan para produsen kopi Gayo mitra  TPSA Canada dengan para roaster dan importir Kanada. Acara yang diisi dengan Talk Show dan Coffee Tasting ini merupakan ajang tukar informasi dan promosi kopi arabika Gayo dan beragam kopi-kopi Indonesia lainnya. Harapannya, kopi Arabika Gayo akan mendapat peluang ekspor langsung ke Vancouver melalui Nusa Coffee Company dan Los Beans. Dua perusahaan ini pun sudah pernah berkujung ke Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah pada tahun 2017 dalam kunjungan dagang yang difasilitasi oleh TPSA Kanada dan Kementerian Perdagangan Republik Indonesia.

Dimiliki oleh warga negara Indonesia, Nusa Coffee Company adalah pengimpor biji kopi premium dari Nusantara yang secara biologis kaya akan ragam kopi. Los Beans Trading Inc. (Los Beans) mencari sumber biji kopi terbaik dari seluruh dunia, bekerja dengan mitra  untuk mendapatkan kopi yang diproduksi dengan prinsip keberlanjutan sosial, lingkungan dan ekonomi. International Trade Promotion Center (ITPC) Indonesia adalah jaringan dari 19 kantor yang berlokasi di 18 negara, dan kantor ITPC di Vancouver didirikan pada 2009.

“Di Nusa Coffee, kami berkembang mengandalkan tiga elemen: manusia, produk, dan proses. Hubungan kami dengan produsen kopi Gayo menggabungkan semua elemen tersebut, khususnya untuk mewujudkan visi kami, membawa biji kopi yang dapat dilacak dan berkelanjutan ke pasar Kanada. Kami mengharapkan hasil terbaik pada acara ini, sehingga kami dapat terus membuka jalan agar konsep Dari Kebun ke Cangkir (From Farm to Cup) menjadi kenyataan.” kata Liza Wajong dari Nusa Coffee.

Seperti dijelaskan oleh Mike Li, President dari Los Beans, “Setelah mengunjungi Gayo November lalu, saya pikir Los Beans dapat melakukan sesuatu untuk petani kopi. Kami akan bekerja lebih erat dengan petani kopi Indonesia, untuk menyajikan secangkir kopi Gayo yang luar biasa kepada pecinta kopi Kanada.”

Kopi Indonesia terpilih sebagai komoditas sasaran TPSA karena potensinya yang kuat untuk ekspor ke pasar Kanada. Indonesia menduduki peringkat keenam sebagai pemasok kopi terbesar ke Kanada, menyumbang 5,1 persen dari pasar impor Kanada. Baik pangsa pasar Indonesia maupun ukuran pasar sedang bertumbuh. Total pasar impor Kanada hampir berlipat ganda antara 2006 dan 2016 (dari US$320 juta menjadi US$623 juta pada 2016), tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 6,9 persen.

Tentang Proyek TPSA

TPSA adalah proyek lima tahun senilai C$ 12 juta yang didanai oleh Pemerinah Kanada melalui Global Affairs Canada, dan dilaksanakan oleh The Conference Board of Canada. Mitra pelaksana utamanya adalah Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN), Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. Tujuan keseluruhan TPSA adalah mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berkelanjutan serta menanggulangi kemiskinan di Indonesia melalui intensifikasi perdagangan dan investasi yang mendorong perdagangan antara Indonesia dan Kanada. TPSA dimaksudkan untuk meningkatkan peluang investasi dan perdagangan yang berkelanjutan serta responsif gender, terutama untuk UKM di Indonesia, dan memperluas pemakaian analisis investasi dan perdagangan oleh pemangku kepentingan di Indonesia guna meningkatkan kemitraan investasi dan perdagangan antara Indonesia dan Kanada.